Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 146 other subscribers

Kebaikan Menular dalam Angkot

Sore itu saya naik angkutan kota (angkot) menuju Terminal Baranangsiang, Bogor. Pengemudi angkot itu masih muda. Di dalam angkot duduk tujuh penumpang, termasuk saya. Telihat masih tersisa lima kursi kosong. Di tengah perjalanan, banyak angkot saling menyalip untuk berebut penumpang.

Seketika ada pemandangan aneh. Di depan angkot yang kami tumpangi, ada seorang ibu dengan tiga orang anak usia remaja berdiri di tepi jalan. Tiap kali ada angkot yang berhenti di hadapannya, dari kejauhan kami busa melihat si ibu bicara kepada sopir angkot, lalu angkot itu melaju kembali tanpa mengangkut mereka. Ada apa gerangan? Kejadian tersebut sempat terulang beberapa kali.

Ketika angkot yang kami tumpangi berhenti tepat di depannya,
si ibu bertanya: “Dik, lewat terminal bus, tidak?”
sopir menjawab “Ya.”
Herannya si ibu tidak segera naik.
Ia berkata “Tapi saya dan ketiga anak saya tidak punya ongkos.”
Sambil tersenyum, sopir itu menjawab “Nggak apa-apa Bu, naik saja.”

Sesaat terlihat si Ibu ragu-ragu,
sopir mengulangi perkataannya “Ayo Bu, naik saja, Nggak apa-apa.”

Saya terpesona dengan kebaikan Sopir angkot yang masih muda itu. Di saat angkot lain saling berlomba untuk mencari penumpang, Sopir muda itu malahan merelakan empat kursi penumpangnya secara gratis kepada si ibu dan anak-anaknya.

Ketika sampai di terminal bus, ibu dan ketiga anaknya turun. Si Ibu mengucapkan terima kasih kepada Sopir. Di belakang si ibu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dengan uang Rp.20 ribu. Ketika sopir hendak memberikan uang kembalian (ongkos angkot hanya Rp 4.000,-), pria ini itu berkata bahwa uang itu untuk ongkos dirinya dan keempat penumpang tadi.
“Terus jadi orang baik ya, Dik ” kata pria tersebut kepada sopir angkot muda itu.

Sore itu saya benar-benar dibuat kagum dengan kebaikan-kebaikan kecil tersebut. Seorang Ibu ‘kurang mampu’ yang jujur, seorang Sopir yang baik hati dan seorang penumpang yang budiman. Mereka saling mendukung untuk kebaikan. Andai separuh dari bangsa kita seperti mereka, niscaya dunia akan tersenyum melihat kebaikan-kebaikan kita.”

by: Efi Riana Statistician

Mengapa Harus Berzakat?

Sebagai salah satu pilar penopang agama, zakat memang merupakan ibadah yang memiliki keunikan tersendiri. Jika dibandingkan dengan sholat, puasa, ataupun haji yang jelas-jelas mengedepankan nilai spiritual atau ke-Tuhan-an yang begitu tinggi, sekilas zakat terlihat berbeda. Tanpa mengesampingkan nilai-nilai tersebut, justru kandungan nilai sosial lah yang nampak begitu jelas pada rukun Islam yang satu ini. Pengamalan dan pemaknaan terhadap zakat dapat mencerminkan kepedulian seorang muslim pada sesama. Mengapa? Karena jelas sasaran dari zakat adalah orang-orang yang berhak menerima bantuan. Dengan pemberian tersebut, tentu kualitas hidup mereka akan meningkat. Hal ini menandakan bahwa Islam ternyata mengatur bagaimana seorang muslim dapat hidup secara seimbang, yaitu memerhatikan aspek hubungan dengan Allah maupun dengan manusia lainnya.

Selain itu, zakat juga memiliki fungsi untuk menyucikan harta yang telah diperoleh. Alasannya, karena kita telah menunaikan hak orang lain pada sebagian harta yang kita miliki. Dengan kata lain, harta yg telah diberikan zakatnya sudah menjadi hak penuh milik kita sehingga menjadi lebih berkah.

Selain harta yang berkah, zakat juga menjadikan jiwa seorang muslim menjadi lebih suci dan tentram. Tidak hanya itu, dengan berzakat, seorang muslim akan dicukupkan rezekinya oleh Allah. Sesuai dengan pengertian secara bahasa, zakat memang berarti ‘tumbuh’, ‘bersih’, dan ‘berkembang’.

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At-taubah:103)

“Hai Anak Adam, bersedekahlah, karena pasti akan dicukupkan (diberikan) nafkah (rezeki) atasmu.” (HR Bukhari Muslim)

Dan di atas itu semua, zakat menjadi suatu keharusan karena ia merupakan perintah Allah SWT. Bahkan, perintah membayarkan zakat bagi seorang muslim begitu penting sehingga terdapat 27 ayat dalam Al-Quran yang menyejajarkan zakat dengan perintah sholat. Salah satunya adalah:

”Dan  dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku.” (Q.S. Al-baqarah: 43)

Selain itu, dalam sebuah hadits Rasulullah juga menyatakan bahwa zakat merupakan salah satu amal sentral yang menjadi penopang agama Islam.

“Islam ditegakkan di atas lima perkara, yaitu mengesakan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan Haji.” (HR Bukhari Muslim)

—-

Wujud kepedulian sosial, penyuci harta, serta kewajiban terhadap perintah Allah SWT. Itulah alasan mengapa seorang muslim wajib untuk menunaikan zakat. Jadi, tunggu apalagi? 🙂

(atha)

Assalamu’alaikum WR WB

Selamat datang para #MuzakkiMuda di website Generasi Zakat. Di website ini, kami akan berbagi informasi mengenai Zakat, Infaq/Shodaqoh, dan juga Wakaf.

Enjoy reading !!!

Wassalam.